Web security adalah aspek penting yang sering diabaikan banyak pemilik website, hingga akhirnya tersadar setelah menjadi korban serangan.
Di Indonesia, kasus hack, deface, hingga kebocoran data sudah sering terjadi, menimpa situs bisnis kecil, UMKM, sekolah, hingga perusahaan besar.
Masalahnya, ancaman keamanan web tidak hanya menargetkan perusahaan besar. Developer pemula, freelancer, hingga pemilik bisnis online juga wajib memahami dasar-dasar web security agar website tetap aman dan tidak mudah dieksploitasi.
Daftar Isi Artikel
ToggleApa Itu Web Security dan Keamanan Web?

Web security adalah serangkaian langkah, teknik, dan teknologi yang digunakan untuk melindungi website dari ancaman, serangan, dan akses tidak sah.
Tujuannya adalah menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan sebuah web application.
Perbedaan Web Security dan Web Application Security
Meskipun sering dianggap sama, keduanya punya fokus berbeda:
- Web Security: Berfokus pada perlindungan keseluruhan ekosistem web, termasuk server, jaringan, DNS, hosting, hingga konfigurasi.
- Web Application Security: Fokus pada keamanan aplikasi web itu sendiri, seperti kode program (backend/frontend), input pengguna, API, autentikasi, serta keamanan logic aplikasi.
Baik web security ataupun web application security, keduanya saling melengkapi dan sama-sama penting untuk mencegah kerentanan.
Untuk memperdalam pemahaman topik ini, Anda juga bisa membaca Pengertian dan Panduan Cyber Security.
Jenis Serangan yang Sering Menyerang Web Application
Berbagai teknik serangan digunakan hacker untuk menembus website. Berikut jenis serangan yang paling sering terjadi:
1. SQL Injection
Serangan yang memanipulasi query database melalui input yang tidak divalidasi. Pelaku bisa membaca, mengubah, hingga menghapus data sensitif.
2. XSS (Cross-Site Scripting)
Kode berbahaya disisipkan ke halaman website, lalu dieksekusi pada browser pengguna. Dampaknya bisa mencuri cookie, mengarahkan pengguna ke situs palsu, dll.
3. CSRF (Cross-Site Request Forgery)
Serangan yang membuat pengguna tanpa sadar melakukan aksi berbahaya seperti mengganti password, melakukan transaksi, atau mengubah data.
4. Brute Force Login
Pelaku mencoba login dengan menebak kata sandi berulang-ulang menggunakan script otomatis. Targetnya adalah admin dengan kata sandi lemah.
5. Deface Website
Tampilan web diganti oleh penyerang, biasanya untuk menunjukkan bahwa situs memiliki celah keamanan. Deface merusak reputasi dan kredibilitas bisnis.
Jika ingin memahami bagaimana ancaman siber berkembang di Indonesia, simak Tren dan Tantangan Keamanan Siber Indonesia.
Dampak Kebocoran Data dan Serangan Web bagi Bisnis

Serangan web tidak hanya menimbulkan kerugian teknis, tapi juga dampak jangka panjang:
- Kehilangan data pelanggan atau data internal bisnis.
- Kerugian finansial karena pemulihan sistem dan denda regulasi.
- Reputasi perusahaan rusak dan pelanggan kehilangan kepercayaan.
- Operasional bisnis terganggu karena website down.
- Risiko penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Semakin besar skala bisnis, semakin kompleks pula risiko yang ditimbulkan.
Komponen Utama Web Application Security
Untuk membangun website yang aman, ada beberapa komponen penting dalam web application security yang perlu diperhatikan.
1. Keamanan Server, Hosting, dan Konfigurasi Dasar
Langkah ini mencakup penggunaan SSL, konfigurasi firewall, pembaruan sistem operasi maupun server, aktivasi proteksi DDoS, serta penerapan server hardening agar lingkungan hosting tidak mudah dieksploitasi.
2. Keamanan Kode Aplikasi Web (Secure Coding)
Praktik ini meliputi validasi input, sanitasi data, penggunaan prepared statement pada database, penanganan error yang aman, serta penerapan prinsip “least privilege” agar setiap fungsi hanya memiliki akses seperlunya.
3. Keamanan Data, Login, dan Akses Pengguna
Penerapan komponen ini termasuk password hashing menggunakan bcrypt atau Argon2, penggunaan autentikasi dua faktor (2FA/MFA), pengelolaan sesi yang aman, serta pembatasan akses berdasarkan peran (role) untuk mencegah penyalahgunaan hak akses.
Tools dan Teknologi yang Sering Dipakai di Web Security
Dalam dunia web security, berbagai tools digunakan untuk membantu mendeteksi, menganalisis, dan mencegah serangan terhadap aplikasi web. Berikut adalah tools yang umum dipakai untuk meningkatkan keamanan web:
- Tools untuk scanning dan vulnerability assessment: Alat populer antara lain OWASP ZAP, Burp Suite, Nmap, Nikto, dan Acunetix. Tools ini berfungsi melakukan pemindaian terhadap potensi celah keamanan sebelum kerentanan tersebut dimanfaatkan oleh hacker.
- Tools untuk perlindungan aktif, seperti WAF, monitoring, dan log management: Web Application Firewall (WAF) berfungsi memblokir serangan umum seperti SQL Injection, XSS, dan brute force. Sistem SIEM atau log monitoring digunakan untuk mengawasi aktivitas mencurigakan pada server secara real-time, sementara Intrusion Detection System (IDS) membantu mengidentifikasi pola serangan yang berpotensi membahayakan.
Dengan kombinasi tools ini, ekosistem web dapat lebih terlindungi dan respons terhadap ancaman bisa dilakukan lebih cepat.
Mulai Belajar Web Security Step-by-Step di ITBOX
Keamanan web kini menjadi kebutuhan vital di tengah meningkatnya ancaman digital terhadap website dan aplikasi online.
Memahami dasar-dasar web security membantu Anda melindungi data, menjaga integritas sistem, sekaligus meminimalkan risiko serangan yang dapat merugikan bisnis.
Melalui ITBOX, Anda bisa mempelajari keamanan web secara terarah, mulai dari konsep dasar, teknik secure coding, hingga praktik menganalisis dan mengevaluasi kerentanan aplikasi web.
Dua program pembelajaran seperti Kursus Cyber Security dan Kursus Basic Hacking yang dirancang untuk mendukung pengembangan skill Anda secara bertahap dan aplikatif.
Temukan pengalaman belajar yang relevan, terstruktur, dan sesuai kebutuhan industri cybersecurity di ITBOX, dan mulai tingkatkan kemampuan Anda dalam mengamankan aplikasi web mulai hari ini.


