Bagi yang mulai ingin mempelajari Quality Assurance pasti akan sering bertemu dengan test case dan test scenario. Pengujian perangkat lunak atau software testing menjadi tahapan kritis dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Tujuan utamanya sudah pasti demi memastikan bahwa perangkat lunak bisa berfungsi dengan baik, tanpa ada bug atau kesalahan yang bisa merugikan pengguna.
Kedua komponen tadi sangat penting dalam membantu seorang QA dalam melakukan pengujian. Namun, tidak semua orang paham mengenai letak perbedaan penggunaan keduanya, terutama mengenai cara penggunaannya untuk dokumentasi testing yang tepat.
Daftar Isi Artikel
ToggleApa Itu Test Case?

Test case merupakan rincian terperinci tentang bagaimana suatu fungsi atau fitur dalam perangkat lunak harus diuji. Pengujian ini memberikan langkah-langkah yang jelas dan hasil yang diharapkan untuk memastikan bahwa fungsi tersebut bisa berjalan dengan benar.
Pengujian harus bersifat spesifik, terukur, dan bisa diulang. Setiap pengujian harus mencakup langkah-langkah untuk menyiapkan kondisi awal, menjalankan aksi atau fungsi yang diuji dan memverifikasi hasilnya.
Contoh Test Case
Sebagai contoh terdapat fitur login pada aplikasi. Sebuah pengujian untuk fitur ini mungkin akan terlihat seperti berikut:
Nama Test Case: Login Berhasil
Langkah-langkah:
- Buka aplikasi.
- Masukkan nama pengguna dengan kata sandi yang benar.
- Klik tombol login.
Hasil yang Diharapkan:
- Aplikasi menampilkan halaman utama setelah login.
- Tidak ada pesan kesalahan.
Apa itu Test Scenario?
Test scenario adalah deskripsi umum mengenai bagaimana suatu fitur atau fungsi akan diuji. Scenario tidak sejelas dan tidak memberikan langkah-langkah rinci. Sebaliknya, test scenario memberikan pandangan umum mengenai situasi atau kondisi yang perlu diuji. Test scenario bisa mencakup beberapa test case.
Contoh Test Scenario
Jika menggunakan contoh login untuk dilanjutkan, sebuah test scenario mungkin akan terlihat seperti di bawah ini:
Nama Test Scenario: Pengujian Fungsionalitas Login
Deskripsi:
- Memastikan bahwa fitur login berfungsi dengan baik dan aman.
Kondisi:
- Pengguna memiliki akun terdaftar.
- Pengguna tidak memiliki akses tanpa login
Test Case yang Terkait:
- Login Berhasil.
- Login Gagal (kata sandi salah).
- Login Gagal (nama pengguna tidak terdaftar).
Perbedaan Test Case dan Test Scenario
Berikut ini beberapa perbedaan antara kedua pengujian:
Ketepatan dan Rincian:
- Test case lebih terperinci, memberikan langkah-langkah spesifik dan hasil yang diharapkan.
- Test scenario lebih umum, memberikan gambaran keseluruhan tanpa rincian langkah-langkah.
Hubungan:
- Sebuah test scenario bisa mencakup beberapa case.
- Sebuah test case adalah rincian spesifik dari satu aspek dalam test scenario.
Tujuan:
- Test case digunakan untuk menguji fungsi atau fitur tertentu secara mendalam.
- Test scenario digunakan untuk melihat gambaran keseluruhan dan memastikan bahwa semua aspek dari suatu fitur telah diuji.
Manfaat Test Case dan Test Scenario
Test case dan test scenario memiliki peran penting dalam proses pengujian perangkat lunak. Berikut ini beberapa manfaat dari keduanya.
Manfaat Test Case
Berikut ini beberapa manfaatnya:
1. Detail dan Ketepatan
Pengujian ini memberikan panduan yang sangat rinci mengenai bagaimana suatu fungsi atau fitur harus diuji. Ini membantu seorang Quality Assurance untuk menjalankan pengujian dengan ketepatan yang tinggi dan mengidentifikasi bug atau masalah dengan cepat.
2. Reproducibility
Dengan adanya pengujian yang terdefinisi dengan baik, pengujian bisa direproduksi dengan mudah. Jika ada bug ditemukan, QA bisa merujuk pada pengujian yang spesifik untuk memperbaikinya.
3. Pemahaman Fungsi
Pengujian ini bisa membantu dalam pemahaman mendalam mengenai fungsi atau fitur yang diuji. Ini memungkinkan seorang QA untuk fokus pada detail-detail kritis dan mendeteksi anomali dengan lebih efektif.
4. Perbaikian Iteratif
Pengujian bisa dibuah dan diperbarui secara iteratif seiring berjalannya waktu dan pengembangan perangkat lunak. Ini memungkinkan seorang QA untuk tetap terkini dengan perubahan-perubahan dalam perangkat lunak.
5. Pelacakan Kinerja
Pengujian memberikan cara untuk melacak kinerja perangkat lunak selama pengujian. Ini membantu dalam mengevaluasi apakah suatu fitur memenuhi persyaratan kinerja yang ditetapkan.
Manfaat Test Scenario
Berikut ini beberapa manfaat dari test scenario.
1. Pandangan Keseluruhan
Test scenario memberikan pandangan keseluruhan mengenai bagaimana sebuah fitur atau fungsi akan diuji. Ini membantu seorang QA untuk memastikan bahwa seluruh area dan fungsionalitas tercakup dalam pengujian.
2. Identifikasi Kebutuhan Pengujian
Dengan test scenario, seorang QA bisa mengidentifikasi kebutuhan pengujian secara menyeluruh. Hal ini membantu dalam merencanakan pengujian dan mengalokasikan sumber daya secara efisien.
3. Kesesuaian dengan Kebutuhan Bisnis
Test scenario membantu memastikan bahwa pengujian dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan bisnis dan ekspektasi pengguna akhir. Ini memastikan bahwa perangkat lunak tidak hanya berfungsi, tapi juga memenuhi tujuan bisnis yang diinginkan.
4. Uji Skenario Ekstensif
Test scenario memungkinkan pengujian terhadap berbagai skenario ekstensif, termasuk situasi yang mungkin jarang terjadi namun kritis. Hal ini membantu dalam menangkap bug atau masalah yang mungkin tidak terdeteksi dalam pengujian rutin.
5. Efisiensi Pengujian
Dengan menentukan test scenario dengan baik, tim pengujian bisa melakukan pengujian secara efisien, mengidentifikasi area-area penting yang harus diuji tanpa harus terjebak dalam detail-detail operasional.
Secara keseluruhan, penggunaan kedua test di atas bisa membantu meningkatkan kualitas perangkat lunak dengan memastikan bahwa pengujian dilakukan secara menyeluruh dan terorganisir. Keduanya bekerja bersama untuk menciptakan strategi pengujian yang efektif dan efisien.
Pentingnya Test Case
Pengujian memiliki peran penting dalam siklus pengembangan perangkat lunak dan pengujian perangkat lunak secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ini sangat penting:
1. Mendefinisikan Kriteria Keberhasilan
Pengujian memberikan kriteria yang jelas mengenai apa yang diharapkan dari suatu fungsi atau fitur perangkat lunak. Dengan kata lain, membantu mendefinisikan standar keberhasilan pengujian.
2. Mendeteksi Bug dan Kesalahan
Pengujian membantu dalam mengidentifikasi bug, kesalahan atau masalah potensial dalam perangkat lunak. Dengan mengikuti langkah-langkah yang ada, seorang QA bisa menemukan dan memperbaiki masalah sebelum perangkat lunak dirilis kepada pengguna akhir.
3. Reproducibility
Pengujian memastikan bahwa pengujian bisa direproduksi secara konsisten. Jika bug ditemukan, pengujian memungkinkan seorang QA untuk merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk mereplikasi masalah tersebut, mempermudah proses debugging.
4. Peningkatan Kualitas
Dengan menggunakan pengujian, kualitas perangkat lunak bisa ditingkatkan. Pengujian membantu memastikan bahwa setiap aspek dan fungsi perangkat lunak diuji secara menyeluruh, sehingga mengurangi risiko bug yang terlewat.
5. Pemahaman Fungsi
Pengujian membantu seorang QA untuk memahami secara mendalam bagaimana suatu fungsi atau fitur seharusnya berperilaku. Ini memungkinkan QA fokus pada detail-detail kritis dan memastikan bahwa setiap kemungkinan jalur eksekusi diuji.
6. Perbaikan Iteratif
Pengujian bisa diperbarui dan diperbaiki seiring waktu, mengikuti perubahan perangkat lunak. Ini memungkinkan QA untuk tetap terkini dengan perubahan-perubahan dalam kebutuhan dan fungsionalitas.
7. Meningkatkan Kepercayaan Pengguna
Dengan melakukan pengujian yang teliti menggunakan pengujian tersebut, perangkat lunak bisa dirilis dengan tingkat kepercayaan yang lebih tingi. Pengguna bisa merasa yakin bahwa perangkat lunak sudah diuji dengan baik dan memiliki sedikit kemungkinan bug.
Jika Anda penasaran mengenai bagaimana test case dilakukan, ikuti kelas ITBOX dan pahami skill digital yang kini sangat dibutuhkan.


