Teori pembentukan tim memiliki empat tahap perkembangan yang dikenal sebagai “pembentukan, storming, norming, dan akting.” Salah satu fase paling dinamis dan penting dari proses ini adalah fase “badai”. Pada tahap ini, tim menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi kesuksesan jangka panjang mereka. Artikel ini membahas lebih dekat apa itu “Badai”, mengapa fase ini penting dan bagaimana tim dapat mengatasinya untuk mendapatkan performa optimal.
Apa itu Storming?
Fase storming merupakan fase kedua dari model team building yang diperkenalkan oleh Bruce Tuckman pada tahun 1965. Setelah fase pembentukan, dimana anggota tim saling mengenal dan memahami tujuannya, fase storming muncul sebagai periode dimana konflik terjadi. dan perselisihan sering muncul. Hal ini terjadi karena anggota kelompok mulai mengungkapkan pendapat pribadinya, merasakan perbedaan pendekatan, dan berjuang untuk menetapkan posisi mereka dalam kelompok.
Ciri-ciri
1. Konflik Antar Anggota
Perselisihan mengenai cara kerja, tujuan dan tugas sering muncul. Anggota kelompok mungkin mempertanyakan otoritas pemimpin atau saling mengkritik
2. Komunikasi yang Tidak Efektif
Kesalahpahaman dan miskomunikasi sering terjadi karena perbedaan gaya komunikasi dan ekspektasi. perbedaan ini sehingga diperlukan diskusi untuk memiliki sikap lebih terbuka
3. Pembagian Peran Tidak Jelas
Anggota tim mungkin merasa bingung tentang peran dan tanggung jawab mereka, yang dapat menyebabkan kebingungan dan ketegangan. Peran yang tidak jelas membuat pekerjaan jadi tidak efektif
4. Penolakan terhadap Kerja Sama
Beberapa anggota mungkin menolak bekerja sama atau berbagi ide karena perbedaan pendapat atau ketidakpercayaan. Karena itu perlu untuk setiap melakukan diskusi dengan storming untuk meningkatkan rasa saling percaya
Mengapa Tahap storming penting?
Meski terkesan negatif, fase storming sangat penting untuk pengembangan tim. Ini adalah tahap di mana isu-isu inti diidentifikasi dan ditangani. Tanpa langkah ini, konflik dan ketegangan tersembunyi akan muncul kemudian dan lebih sulit diatasi. Dengan Storming, tim belajar untuk menavigasi perbedaan, menemukan cara untuk berkolaborasi secara efektif, dan membangun fondasi yang kuat untuk fase berikutnya.
Strategi
1. Mendorong komunikasi terbuka
Pemimpin tim harus mendorong dialog yang terbuka dan jujur serta menciptakan lingkungan yang membuat setiap anggota merasa nyaman. lingkungan dengan komunikasi yang terbuka membuat semua orang merasa lebih transparan terhadap segala informasi yang disampaikan.
2. Tetapkan aturan dan peran yang jelas
Menetapkan aturan dasar dan menentukan peran setiap anggota akan membantu mengurangi kebingungan dan konflik. Aturan membuat lebih terarah dalam setiap penyampaian pesan,
3. Resolusi konflik yang konstruktif
Konflik harus ditangani secara konstruktif. Ini melibatkan mediasi, kompromi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. JIka konflik tidak ditangani akan ada pengaruh terhadap jalannya kegiatan diskusi
4. Membangun Kepercayaan dan Hubungan
Membangun tim dan interaksi sosial di luar tugas resmi dapat membantu memperkuat hubungan antar anggota. Bukan hanya soal pekerjaan dengan adanya diskusi yang transparan membuat hubungan lebih erat
5. Dukungan dan Fasilitasi
Pemimpin tim harus memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk membantu anggota tim mengatasi tantangan dan berkolaborasi secara lebih efektif.
Kesimpulan
Tahap Storming adalah tahap penting dalam pengembangan tim yang tidak dapat dihindari. Meski penuh tantangan, namun dengan pendekatan yang tepat, tim dapat bertahan pada tahap ini dan mencapai sinergi serta hasil yang tinggi. Melalui komunikasi terbuka, penyelesaian konflik yang konstruktif, dan kepemimpinan yang efektif, tim dapat mengatasi badai dan siap untuk memasuki fase pengaturan dan kinerja dengan lebih kuat dan terkoordinasi. Anda bisa mempelajari dengan mengikuti kelas IT
