Database atau basis data merupakan kumpulan data dan informasi yang dikumpul, disusun, dan disimpan dengan rapi dalam sebuah sistem komputer. Database ini dijadikan sebagai suatu komponen pendukung berbagai aplikasi, seperti media sosial, e-commerce, sampai software bisnis.
Mengapa database sangat dibutuhkan dalam sistem informasi? Tujuan dari penggunaan database adalah supaya kamu bisa mengakses, mengelola, dan memperbaruinya dengan mudah.
Namun, database ini tersedia dalam berbagai tipe dalam menyesuaikan kebutuhan penggunanya yang beragam. Simak artikel ini untuk bisa mengenal dan menentukan manakah tipe database yang sesuai dengan kegunaan bisnismu!
Baca juga: Apa Itu Database? Apa Saja Jenis dan Manfaatnya
Daftar Isi Artikel
ToggleFungsi Utama Database
Tidak hanya sebagai tempat penyimpanan data, sebuah database memiliki fungsi utama lainnya. Berikut adalah penjelasannya secara singkat:
- Menyimpan Data: Database berfungsi untuk menyimpan data secara aman dan terstruktur sehingga bisa diakses dan digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.
- Mengelola Data: Database memberi kemudahan pengelolaan data dengan efisien. Tahap ini tidak terkecuali dengan proses penambahan, penghapusan, hingga pembaruan data secara terstruktur.
- Memastikan Keamanan Data: Dengan sistem otorisasi dan enkripsi, database dapat memastikan keamanan data yang disimpan terhindar dari berbagai akses yang tidak sah.
- Memudahkan Akses dan Pengambilan Data: Fungsi database yang terakhir adalah memudahkan akses data secara cepat dan mudah, baik melalui interface langsung atau aplikasi yang terhubung.
Klasifikasi Tipe Database
Database dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya berdasarkan model data, fungsi, dan akses. Berikut adalah penjelasan detail mengenai klasifikasi database yang umum digunakan dalam berbagai sistem.
Berdasarkan Model Data
Pertama, database diklasifikasikan menurut model datanya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Relational Database: Basis data relasional adalah jenis database yang paling umum digunakan, di mana data disimpan dalam bentuk tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap tabel dapat saling terhubung melalui relasi tertentu. Contoh dari jenis database relasional ini antara lain MySQL, Microsoft SQL Server, Oracle Database, dan PostgreSQL.
- NoSQL Database: Database NOSQL merupakan sebuah database yang didesain untuk menangani data dalam jumlah besar serta data yang tidak terstruktur. Kamu akan membutuhkan tipe basis data ini untuk aplikasi dengan fleksibilitas tinggi. NoSQL database dibagi menjadi beberapa subtipe, termasuk yang akan dijelaskan berikut ini.
- Document-Oriented: Document-oriented database dapat menyimpan data dalam bentuk dokumen dengan format JSON atau BSON. Bahkan, basis data ini cukup fleksibel saat digunakan untuk menyimpan berbagai tipe data dalam satu dokumen. Contoh platformnya sendiri adalah MongoDB.
- Key-Value: Key-value database menyimpan data dalam format pasangan kunci dan nilai. Setiap data punya kunci uniknya masing-masing yang dapat diakses dengan cepat. Kamu bisa menggunakan database ini untuk aplikasi dengan kecepatan tinggi, seperti Redis.
- Wide-Column: Dengan database ini, kamu bisa menyimpan berbagai data dengan format tabel, namun dengan kolom yang fleksibel. Gunakan tipe database ini untuk menangani banyaknya data dan saat ingin melakukan analisis data. Contoh dari database ini adalah Cassandra.
- Graph: Jenis database yang terakhir adalah Graph, sebuah database yang dirancang untuk menyimpan dan mengelola data yang saling terhubung dan akan disimpan dalam bentuk node dan edge. Tipe ini sering digunakan dalam analisis hubungan sosial dan jaringan. Contoh dari graph database adalah Neo4j.
Berdasarkan Fungsi Database
Selanjutnya adalah klasifikasi database berdasarkan fungsinya. Dalam hal ini, database dibagi menjadi 3 jenis yaitu operational, warehouse, dan distributed.
- Operational Database: Jenis database ini umumnya dimanfaatkan untuk menyimpan seluruh data transaksi dengan real-time. Platform ini sangat ideal untuk operasional bisnis seperti e-commerce atau perbankan.
- Data Warehouse: Data warehouse adalah database yang digunakan untuk menyimpan melakukan analisis data. Jenis database ini menyimpan data dan informasi dari berbagai sumber untuk menghasilkan wawasan berharga bagi bisnis.
- Distributed Database: Distributed database sengaja menyebarkan datanya di beberapa lokasi fisik. Namun, data-data ini masih bisa diakses sebagai satu kesatuan. Database ini ideal digunakan bagi perusahaan besar dengan berbagai cabang yang butuh akses data secara konsisten.
Berdasarkan Akses Database
Jenis basis data terakhir adalah berdasarkan aksesnya. Jika dilihat dari sudut pandang ini, database dikategorikan menjadi database terpusat dan terdistribusi.
- Database Terpusat: Database terpusat umumnya dikelola di satu lokasi fisik. Artinya, semua data berada di satu tempat sehingga pengelolaannya mudah. Walaupun itu, penggunanya perlu menyiapkan infrastruktur yang kuat untuk menghindari masalah akses.
- Database Terdistribusi: Data-data dalam jenis database ini akan disebarkan ke beberapa lokasi terpisah, namun terhubung secara jaringan. Dengan begitu, penggunanya mendapatkan kemudahan berupa akses yang lebih dari berbagai lokasi dan mengurangi risiko kegagalan sistem.
Baca juga: 8 Contoh Database Terpopuler dan Paling Favorit
Contoh Kasus Penggunaan Database
Database dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan menyesuaikan sektor bisnis. Misalnya, e-commerce sering menggunakan relational database seperti MySQL atau PostgreSQL untuk menyimpan informasi produk dan transaksi.
Dalam aplikasi mobile yang butuh kecepatan dan skalabilitas tinggi, NoSQL database seperti Firebase atau MongoDB menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika kamu membutuhkan analisis data berskala besar, maka gunakanlah data warehouse seperti Amazon Redshift atau Google BigQuery untuk menampung data dalam jumlah besar dan proses analisis yang lebih mudah.
Pentingnya Memilih Jenis Database yang Tepat Sesuai dengan Kebutuhan
Memilih jenis database yang tepat sangat penting agar dapat memenuhi kebutuhan spesifik sebuah organisasi atau proyek. Setiap tipe database punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing jika kita melihatnya dari segi volume data, kecepatan akses, serta kompleksitas hubungan antar data.
Misalnya, jika kamu sedang mengelola aplikasi yang memerlukan transaksi real-time dengan integritas tinggi, maka pilihlah jenis relational database sebagai pilihan terbaik.
Di sisi lain, jika konteks penggunaannya masih bersinggungan dengan big data atau memerlukan database dengan fleksibilitas tinggi, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan NoSQL.
Apakah kamu tertarik untuk mempelajari database dan cara mengelolanya secara efektif? Yuk, segera Belajar Database Online bersama ITBOX!
Dalam kursus ini, kamu akan belajar materi secara fundamental, dari tingkat mendasar hingga expert, dari video-video berkualitas HD yang bisa diputar secara fleksibel seumur hidup!
Kerjakan juga quiz dan post test yang kami sediakan untuk mendapat sertifikat secara GRATIS. Nah, bagaimana kalau ada materi yang tidak dimengerti? Tenang saja, ada forum diskusi dan sesi konsultasi bulanan bersama mentor yang bisa kamu manfaatkan.
Sebanyak 10.000+ Sobat Digital sudah mempercayakan pilihan mereka dengan kami. Tunggu apalagi? Yuk percayakan ITBOX untuk membantu kamu menjangkau karir di bidang Data Analyst!


