Anda yang bekerja di bidang IT tentu sering mendengar istilah ‘bug’. Ya, bug adalah suatu masalah teknis yang terbilang sangat menjengkelkan, terlebih masalah tersebut ada dalam aplikasi atau software yang sedang dibuat atau dikembangkan.
Meskipun secara harfiah istilah ‘bug’ berarti serangga, namun dalam lingkup IT istilah ini digunakan untuk menyebut masalah-masalah kecil yang mengganggu suatu program. Bagi masyarakat awam, istilah tersebut juga sering disebut dengan ‘error’.
Definisi Bug
Sebelum membahas lebih jauh mengenai bug, ada baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu definisi atau pengertian dari apa itu bug. Pada dasarnya, bug merupakan masalah yang membuat suatu aplikasi atau software tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Istilah ini bermula dari salah satu teknisi bernama Grace Hopper, yang menemukan adanya kegagalan proyek karena seekor serangga (bug) yang masuk ke dalam komponen komputer dan menyebabkan terjadinya malfungsi. Dari sinilah istilah bug mulai populer.
Saat ini, istilah bug lebih sering muncul pada pembuatan aplikasi atau software. Contohnya seperti karakter game yang berfungsi normal atau adanya tampilan kotak-kotak saat orang lain mengirimkan emoji. Tampilan seperti ini tentu akan membuat Anda kurang nyaman.
Pada pengembang game atau aplikasi sudah pasti tidak menerapkan kesalahan tersebut secara sengaja. Akan tetapi karena suatu software memiliki ribuan kode, maka kesalahan tentu saja akan sangat mungkin terjadi. Terlebih bug adalah kesalahan yang sering kali terjadi secara teknis.
Maka dari itu, proses perbaikan sering kali dilakukan untuk membuat aplikasi atau software berjalan dengan normal kembali. Proses ini kerap disebut dengan debugging yang dapat dilakukan dalam waktu singkat, namun tidak jarang memerlukan waktu berhari-hari lamanya.
Baca Juga : Cara Menjadi Hacker Dengan Cepat Untuk Pemula
Jenis Bug yang Terjadi
Setelah mengetahui pengertian bug itu apa, maka Anda perlu mengetahui jenis dan contoh bug yang sering kali terjadi. Meskipun secara umum terjadi pada aplikasi dan software komputer, namun kini jenis bug mulai berkembang menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
1. Functional error
Terjadi karena kesalahan teknis yang terjadi dan menyangkut fungsionalitas suatu program. Dengan adanya permasalahan seperti ini, tidak mengherankan kalau akan ada tombol pada software yang tidak dapat di-klik atau masalah pada penggunaan program tersebut.
2. Syntax error
Syntax sendiri merupakan aturan penulisan dari kode komputer. Jika kode tersebut tidak dituliskan secara benar, maka perintah akan gagal dieksekusi. Tidak mengherankan kalau bug merupakan kendala yang sering kali dianggap sebagai permasalahan human error.
3. Logic error
Ada juga jenis bug lain yang kerap terjadi pada kode sumber (source code) suatu program. Jenis kesalahan ini dapat terjadi apabila kode yang digunakan tidak sesuai sehingga menyebabkan output pada aplikasi mengalami kesalahan.
4. Security error
Salah satu contoh kesalahan tersebut terjadi ketika seorang hacker muda bernama Abdullah Mudzakir, berhasil menemukan apa itu bug Google dan berhasil mendapatkan penghargaan atas penemuannya terhadap kerentanan pada suatu sistem yang ada di Google tersebut.
5. Interfacing bug
Kendala ini dapat terjadi pada saat ada elemen program tertentu yang berhubungan dengan tampilan pada suatu perangkat. Akibatnya, tampilan suatu program menjadi kurang maksimal karena tidak kompatibel sehingga gagal mengalami eksekusi.
Mengapa Bug Dapat Terjadi?
Setelah mengetahui bahwa bug adalah celah kesalahan yang dapat terjadi pada suatu aplikasi atau program, Anda perlu memahami apa yang membuat suatu bug dapat terjadi. Berikut beberapa penyebab yang dimaksud.
1. Kompleksitas software aplikasi
Aplikasi atau software yang rumit tentunya juga akan berdampak pada kemungkinan munculnya suatu bug. Terlebih, hal ini juga dapat terjadi karena banyaknya kode yang berjalan dan ketepatan coding yang baik. Kesalahan dapat saja terjadi dan membuat masalah seperti apa itu bug di HP.
Itulah mengapa tidak jarang kerumitan kode akan membuat kesalahan programmer dalam menyusun kode yang digunakan pada suatu program. Kesalahan inilah yang nantinya dapat merembet menjadi bug pada produk yang sedang dikembangkan.
2. Alur komunikasi yang kurang baik
Meskipun dapat terjadi pada aplikasi atau software, bug adalah juga masalah yang dapat terjadi di website. Semuanya itu sama-sama disebabkan komunikasi yang kurang lancar, terlebih karena dibuat dengan melibatkan banyak pihak seperti klien, tester, dan programmer.
Sebagai contoh, seorang tester menemukan bug kecil dan tidak melaporkan ke tim, namun developer dan programmer yang tidak menyadarinya malah melakukan perubahan kode sehingga bug kecil tersebut malah membuat masalah besar karena kode tersebut tidak berjalan.
3. Proses pembuatan yang terburu-buru
Tidak jarang masalah juga terjadi karena proses pembuatan aplikasi yang terlalu dekat dengan deadline sehingga melewatkan beberapa hal penting seperti pencatatan perubahan log kode, pengujian (testing) yang terlalu terburu-buru, hingga membuat kesalahan logis pada aplikasi.
Mengenal Bug Hunter
Tidak hanya perbaikan dengan proses debugging, masalah pada bug juga dapat dicegah melalui peran bug hunter. Lantas, apa itu bug hunter? Seorang bug hunter direkrut untuk menemukan suatu bug guna mencegah terjadinya masalah.
Seperti halnya pengalaman Abdullah Mudzakir yang menemukan celah pada Google, maka Google pun memberikan akses bug hunter padanya. Dengan begitu, diharapkan tidak ada lagi masalah yang muncul dalam pengembangan mesin pencari tersebut.
Kita mengetahui bahwa bug adalah masalah yang cenderung kompleks. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan dan pencegahan yang tepat. Anda yang ingin ahli di bidang IT dan keamanan software tentu saja perlu melatih diri, salah satunya bersama ITBOX.
