Buka 2026 dengan Skill Baru
Diskon 25% untuk Semua Kelas di ITBOX
Periode 4-10 Desember 2025
Hari
Jam
Menit
Detik
SKILLBOX
Periode promo 17-24 Oktober 2025

Black Box Testing Adalah : Pengertian dan Contohnya

March 20, 2023

Black Box Testing Adalah : Pengertian dan Contohnya

Black Box Testing Adalah : Pengertian dan Contohnya – Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong para pembuat aplikasi untuk berinovasi. Dengan banyak aplikasi memudahkan pekerjaan bagi manusia baik dalam pekerjaan maupun pendidikan.

Namun untuk memastikan bahwa software yang dibuat dapat berjalan normal Anda harus melakukan pengujian. Salah satu pengujian yang perlu dilakukan pada software adalah black box testing. Adanya metode pengujian memberikan pendekatan secara sistematik dalam menguji software.

Black box testing merupakan suatu metode pengujian aplikasi yang diuji tanpa mengetahui secara detail tentang implementasi, jalur internal dan struktur kode. Dalam arti pengujian pada suatu aplikasi hanya memantau input dan output pada aplikasi.

Black Box Testing Adalah ? Yuk Simak Penjelasannya

Black Box Testing Adalah : Pengertian dan Contohnya

Black box testing adalah pengujian pada suatu aplikasi didasarkan pada detail aplikasi seperti fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi, tampilan aplikasi, dan kesesuaian alur fungsi. Maksud dari black box ini yaitu berupa sistem atau perangkat lunak yang akan diuji. Seperti iOS, Linux, Windows, Android, atau situs web seperti Yahoo, Google, Bing dan lainnya.

Pengujian tersebut tidak menguji dan tidak melihat source code program. Kegiatan tester yaitu :

  • Membuat test case untuk menguji kesesuaian alur kerja dari suatu fungsi pada aplikasi dengan requirement yang diperlukan customer.
  • Membuat test case di mana memiliki fungsi untuk menguji fungsi-fungsi yang ada pada suatu aplikasi.
  • Mencari bugs atau error dari suatu tampilan aplikasi.

Baca Juga: Apa Itu Penetration Testing dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Tiga Jenis Pengujian Black Box Testing

Pada suatu black box testing terdapat tiga jenis pengujian, berikut akan kami jelaskan :

1.     Functional testing

Merupakan suatu proses pengujian pada fitur spesifik atau fungsi pada suatu software. Pengujian ini bisa dilakukan guna memastikan bahwa user tidak dapat masuk pada aplikasi yang diuji tanpa informasi sehingga program tersebut terjaga keamanannya.

Umumnya functional testing hanya fokus pada pengujian aspek-aspek terpenting pada sebuah integrasi beberapa komponen utama dan software. Namun nyatanya black box ini dapat digunakan untuk menguji sistem secara keseluruhan.

Contohnya pada pengujian ini yaitu untuk mengecek apakah penggunaan software dapat melakukan login secara lancar menggunakan email, password, dan username masing-masing.

2.     Non functional testing

Memiliki fungsi yang tidak kalah dari functional testing, di mana Non functional testing merupakan suatu pengujian pada beberapa aspek tambahan non fungsional. Bila functional testing menguji software menjalankan suatu tugas atau peringkat.

Maka non functional testing dilakukan untuk tahu bagaimana software tersebut melakukannya. Selain itu non functional testing memiliki fungsi untuk melihat apakah suatu software yang sudah didesain bisa dioperasikan secara optimal di perangkat dengan sistem operasi serta ukuran layar yang berbeda-beda.

3.     Regression testing

Jenis ini merupakan pengujian yang dilakukan pada software untuk mengamati apakah terjadinya kemunduran atau regresi ketika software diperbaharui. Dalam regression test dilakukan pengecekan aspek non fungsional maupun fungsional.

Contoh dari aspek non fungsional yaitu melihat lambat atau tidaknya performa pada versi software yang baru. Sedangkan pengujian fungsional adalah fitur yang tidak lagi dapat bekerja secara optimal pada software versi yang sudah diperbaharui.

Contoh Black Box Testing

Contoh black box testing yang digunakan dalam pengujian alpha merupakan metode black box yang hanya fokus pada fungsional dari software. Berikut akan kami jelaskan black box testing pada prototype.

  1. Aktivitas pengujian, masuk halaman awal. Realisasi yang diharapkan dengan aplikasi Google. Namun hasil pengujian muncul peta kota Bandung. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.
  2. Aktivitas pengujian, tekan dropdown filter criteria. Realisasi yang diharapkan muncul kriteria yang diharapkan. Hasil pengujian sesuai yang diharapkan. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.
  3. Aktivitas pengujian, klik tombol cari lokasi. Realisasi yang diharapkan muncul kota sesuai kriteria yang dimasukkan. Hasil pengujian tombol pencarian sesuai harapan. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.
  4. Aktivitas pengujian, klik tombol cari lokasi. Realisasi yang diharapkan muncul peta lokasi namun warna berbeda. Hasil pengujian ada beberapa peta dengan warna yang sama. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.
  5. Aktivitas pengujian, klik peta lokasi. Realisasi yang diharapkan muncul informasi secara detail lokasi pada setiap peta. Hasil pengujian pop-up informasi berfungsi sesuai yang diharapkan. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.
  6. Aktivitas pengujian, akses dengan perangkat smartphone. Realisasi yang diharapkan tampilan sesuai dengan ukuran smartphone. Hasil pengujian belum mampu menampilkan yang sesuai dengan layar smartphone. Kesimpulan dapat diterima atau ditolak.

Di atas merupakan pengujian black box testing yang belum mencapai sesuai harapan. Maka perlu ada perbaikan. Berikut penjelasan perbaikan :

  • Cek warna peta saat munculnya warna yang sama. Caranya dengan memperbaiki bug dengan mengecek logika warna serta menambahkan field status warna sehingga memudahkan pemberian warna dan warna yang muncul sesuai dengan harapan.
  • Cek fungsi tampilan yang tidak sesuai pada layar dengan device yang berbeda. Caranya yaitu dengan menambahkan style menggunakan bootstrap. Bootstrap adalah framework yang digunakan untuk membangun desain web secara responsive.

Tujuan dan Manfaat Black Box Testing

Selain berperan penting dalam memastikan kinerja sebuah perangkat lunak, jenis pengujian ini juga memiliki manfaat dan tujuan lainnya. Berikut adalah tujuan dan manfaat black box testing:

1. Verifikasi Fungsionalitas

Pertama, proses pengujian dengan black box testing ini akan membantu memastikan bahwa software mampu bekerja sesuai dengan yang diekspektasikan, mulai dari fitur dan setiap fungsinya. Misalnya, uji coba e-commerce akan berfokus kepada menguji proses pemilihan produk, penambahan barang ke keranjang belanja, hingga pembayaran berjalan lancar.

2. Identifikasi Kesalahan

Kedua, Black Box Testing akan membantu mengungkap bug yang mungkin terlewatkan selama tahap pengembangan aplikasi. Bug ini bisa berupa kesalahan perhitungan, tampilan yang tidak sesuai, atau bahkan kerentanan keamanan yang dapat disalahgunakan.

3. Evaluasi Kegunaan

Proses uji coba ini juga menilai seberapa mudah perangkat lunak digunakan oleh pengguna akhir. Misalnya dari antarmuka pengguna yang responsif dan alur pemakaian aplikasi mudah diikuti. Dengan ini, aplikasi mampu memberikan pengalaman pengguna yang positif.

4. Pengujian Keamanan

Dalam era digital yang semakin rentan terhadap serangan siber, Proses testing akan berperan penting untuk mengidentifikasi celah keamanan yang mungkin ada. Tipe pengujian ini dapat memeriksa apakah aplikasi rentan terhadap serangan injeksi SQL atau cross-site scripting (XSS).

5. Pengujian Keandalan

Software harus mampu bekerja dengan baik dalam berbagai kondisi dan beban kerja. Menggunakan Black Box Testing dapat membantumu menguji bagaimana respons aplikasi ketika diakses oleh banyak pengguna secara bersamaan atau ketika dijalankan pada perangkat dengan spesifikasi yang berbeda-beda.

Teknik Menguji Black Box Dengan Software

Tulisan di atas sudah menjelaskan apa itu black box testing dan contohnya. Namun black box testing memiliki beberapa teknik dalam menguji suatu software. Berikut akan kami jelaskan :

  • Equivalence partitioning merupakan cara kerja dengan melakukan pembagian atau partition menjadi beberapa partisi dari input data.
  • Fuzzing merupakan teknik untuk mencari gangguan atau bug dari software dengan cara injeksi data yang terbilang sesi semi otomatis atau cacat.
  • Boundary value analysis merupakan teknik yang lebih fokus pada boundary di mana jika ada error dari sisi atau luar baik minimum maupun maksimum pada pada software yang didapat.
  • Orthogonal array testing merupakan teknik yang digunakan jika input domain yang relatif ukurannya kecil tetapi cukup berat jika digunakan dalam skala besar.
  • Cause effect graph merupakan teknik yang digunakan di mana graphic sebagai pacuannya. Dalam teknik ini di mana graphic menggambarkan relasi antara penyebab dan efek dari error tersebut.
  • State transition merupakan testing yang digunakan untuk mengecek apakah kondisi dari navigasi dan mesin dalam bentuk grafik.
  • All pair testing, pada teknik ini semua pasangan dari test case didesain agar bisa dieksekusi semua kemungkinan kombinasi diskrit berdasarkan input parameternya. Dengan teknik ini memiliki tujuan agar semua memiliki pasangan test case.

Contoh Pengujian Black Box

Dengan mengamati bagaimana proses uji coba ini diterapkan pada berbagai produk perangkat lunak, kamu akan lebih memahami bagaimana Black Box Testing membantu memastikan kualitas dan keandalan sebuah aplikasi. Berikut adalah contoh pengujian Black Box Testing lainnya:

  1. Aplikasi Mobile Banking: Dengan melakukan uji software aplikasi mobile banking, kamu akan berfokus untuk mencoba berbagai fungsi seperti login, cek saldo, dan transfer uang untuk memastikan aplikasi berjalan sesuai harapan.
  2. Game: Penguji akan bermain game seperti pemain biasanya untuk mencari apakah terdeteksi bug atau glitch yang dapat mengganggu pengalaman bermain.

Perangkat Lunak Keamanan: Yang ketiga, kamu akan menguji software keamanan untuk melihat apakah software tersebut bisa menangkal berbagai serangan potensial.

Kelebihan dan Kekurangan Black Box Testing

Sebenarnya, pengujian software dibagi menjadi dua jenis, yaitu White Box dan Black Box Testing. Namun, masing-masing dari pengujian ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Berikut inilah kelebihan dari penggunaan testing dengan metode Black Box:

Kelebihan Black Box Testing dibandingkan White Box Testing

Black Box Testing menawarkan sudut pandang yang berbeda dari White Box Testing dengan fokus pada pengalaman pengguna dan fungsionalitas eksternal. Keunggulan ini memberikan manfaat tersendiri dalam mengidentifikasi masalah yang mungkin luput dari perhatian para pengembang.

  1. Fokus pada Pengalaman Pengguna: Memastikan fungsionalitas sistem dari sudut pandang pengguna akhir.
  2. Tidak Memerlukan Pengetahuan Teknis Mendalam: Memungkinkan penguji dari berbagai latar belakang untuk berpartisipasi.
  3. Efisiensi Waktu dan Biaya: Pengujian cenderung lebih cepat dan hemat biaya karena tidak memerlukan analisis kode secara detail.
  4. Mensimulasikan Serangan Dunia Nyata: Membantu mengidentifikasi kerentanan keamanan potensial.
  5. Objektivitas: Mengurangi bias yang mungkin ada dalam White Box Testing.

Kekurangan Black Box Testing dibandingkan White Box Testing

Di samping itu, metode Black Box Testing tetap memiliki keterbatasan dalam menemukan kesalahan yang tersembunyi di dalam kode program. Inilah berbagai kekurangan uji coba dengan metode ini:

  1. Cakupan Terbatas: Metode Black Box Testing akan berfokus pada fungsionalitas eksternal dan tidak menguji struktur internal atau logika kode dalam aplikasi maupun perangkat lunak.
  2. Redundansi: Besarnya potensi pengujian berulang pada area yang sama sementara area yang punya resiko yang lain mungkin terlewat.
  3. Sulit Mendeteksi Kesalahan Logika: Metode uji coba ini tidak dapat langsung mengidentifikasi kesalahan logika atau algoritma yang salah dalam kode.
  4. Kurang Efektif di Awal Pengembangan: Ketika struktur kode dalam perangkat lunak masih berubah, pengujian Black Box perlu terus disesuaikan.
  5. Ketergantungan pada Dokumentasi: Efektivitas teknik uji coba ini bergantung pada kualitas dokumentasi spesifikasi fungsional.
  6. Tidak Optimal untuk Optimasi Kinerja: Terakhir, Black Box Testing tidak dapat memberikanmu terkait wawasan tentang peningkatan efisiensi internal sistem.

Baca Juga: White Box Testing Adalah: Pengertian, Contoh dan Teknik

Apakah Black Box Testing Legal?

Black Box Testing merupakan metode pengujian perangkat lunak yang legal dan sah. Pengujian ini juga tidak melanggar hak cipta atau hak kekayaan intelektual lainnya karena tidak memerlukan akses ke kode sumber software. Bahkan, seringkali pihak ketiga melakukan pengujiannya ini secara independen untuk memastikan objektivitas dan kualitas pengujian.

Namun, penting untuk diingat bahwa Black Box Testing harus dilakukan dengan izin dari pemilik software dan sesuai dengan etika serta hukum yang berlaku. Melakukan pengujian ini tanpa izin dapat dianggap sebagai tindakan ilegal dan dapat memiliki konsekuensi hukum!

Ingin Jago Pengujian Black Box Testing?

Dengan berfokus pada fungsionalitas eksternal dan pengalaman pengguna, Black Box Testing akan membantumu mengungkap kesalahan dan masalah potensial yang mungkin tidak terlihat dalam pengujian white box. Meskipun memiliki sejumlah keterbatasan, metode black box tetap menjadi alat yang tak ternilai untuk meningkatkan kualitas dan keandalan software.

Untuk memperbarui pengetahuan terkait tipe-tipe pengujian software supaya lebih aman dari berbagai cyber security, persiapkan karir sobat Digital sebagai software engineering dengan mengambil paket Kursus Bootcamp Cyber Security Online yang disediakan oleh ITBOX!

Apa alasan mengapa sobat Digital harus mengikuti program yang kami sediakan? Dengan mendaftar kursus ini, kamu akan menguasai materi basic hingga advance terkait serta berbagai strategi praktis yang dapat diterapkan. Selain harganya lebih terjangkau, kamu juga bisa berdiskusi rutin dengan mentor tiap satu bulan sekali khusus jika mengambil paket complete.

Tak hanya itu, kamu juga dibebaskan untuk belajar sendiri melalui video pembelajaran kami yang jauh lebih proper dibandingkan penyedia course sejenis. Tunggu apalagi? Daftarkan dirimu di Kursus Bootcamp Cyber Security Online ini!

Kesimpulan

Pengertian black box testing adalah pengujian yang dilakukan pada sisi atau interface software atau perangkat lunak. Meskipun dibuat untuk mencari kesalahan. Namun black box testing digunakan untuk melihat bahwa ada beberapa fungsi pada software yang bisa beroperasi, bahwa input yang diterima dengan baik dan output yang dihasilkan secara tepat serta integritas informasi dipelihara secara baik.

Itulah informasi mengenai black box testing dari mulai pengertian, contoh, jenis bahkan teknik dari pengujian black box. Anda bisa mempelajari selengkapnya di ITBOX, di mana pengujian black box ini memiliki tiga jenis yaitu functional testing, non functional testing dan regression testing.

Sedangkan teknik pada pengujian black box ada enam teknik seperti all pair testing, state transition, cause effect graph, orthogonal array testing, boundary value analysis, fuzzing dan equivalence partitioning.

Share Artikel
Shopping cart0
There are no products in the cart!
Continue shopping
0

Level

Course Level

Category

Skill