Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan aplikasi berbasis cloud, kebutuhan akan infrastruktur yang scalable dan reliable semakin mendesak. Elastic Load Balancer (ELB) menawarkan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah distribusi beban pada aplikasi web.
ELB bekerja dengan cara mendistribusikan lalu lintas masuk secara merata ke beberapa instance server, sehingga mencegah terjadinya bottleneck dan meningkatkan kinerja aplikasi. Mari kita bahas lebih dalam mengenai cara kerja ELB dan manfaatnya bagi aplikasi Kamu.
Daftar Isi Artikel
TogglePengertian Elastic Load Balancer (ELB)
Elastic Load Balancer (ELB) adalah sebuah layanan cloud yang secara otomatis mendistribusikan traffic masuk ke berbagai target (seperti instance EC2, container, atau alamat IP) di beberapa Availability Zone.
ELB bertindak sebagai sebuah gateway yang menerima traffic masuk dan kemudian menyeimbangkan beban kerja dengan merutekan permintaan ke target yang tersedia. Hal ini memungkinkan aplikasi Kamu untuk menangani lonjakan traffic dengan lebih baik dan meningkatkan ketersediaan serta performa.
Cara Kerja Elastic Load Balancer
Elastic Load Balancer adalah sebuah teknologi yang sangat penting dalam arsitektur cloud modern. Dengan menggunakan ELB, Kamu dapat membangun aplikasi yang lebih andal, skalabel, dan performan.
Konsep Distribusi Lalu Lintas Jaringan:
ELB bekerja dengan cara mendistribusikan traffic yang masuk secara merata ke beberapa target. Dengan demikian, tidak ada satu target pun yang harus menanggung beban kerja yang terlalu berat. Hal ini membantu mencegah overloading pada server dan meningkatkan respons time aplikasi.
Mekanisme Pembagian Beban:
ELB menggunakan berbagai algoritma untuk mendistribusikan traffic, seperti:
- Round-robin: Setiap permintaan secara bergantian diarahkan ke target yang berbeda.
- Least connections: Permintaan diarahkan ke target yang memiliki koneksi paling sedikit.
- Weighted round-robin: Setiap target diberikan bobot yang berbeda, sehingga traffic dapat didistribusikan berdasarkan kapasitas masing-masing target.
Penanganan Skenario Failover dan High Availability:
ELB secara terus-menerus memeriksa kesehatan dari setiap target. Jika sebuah target mengalami masalah, ELB akan secara otomatis menghapus target tersebut dari rotasi dan merutekan traffic ke target yang sehat. Hal ini memastikan bahwa aplikasi Kamu tetap tersedia meskipun terjadi kegagalan pada salah satu target.
Contoh Penerapan:
- Amazon Web Services (AWS): AWS menawarkan berbagai jenis ELB, termasuk Application Load Balancer, Network Load Balancer, dan Classic Load Balancer. ELB di AWS dapat digunakan untuk mendistribusikan traffic ke berbagai jenis aplikasi, seperti aplikasi web, layanan microservices, dan game server.
- Google Cloud Platform (GCP): GCP menyediakan layanan Cloud Load Balancing yang menawarkan fitur serupa dengan ELB di AWS. Cloud Load Balancing dapat digunakan untuk mendistribusikan traffic ke instance Compute Engine, Cloud Run, dan serverless services.
Baca Juga: Mengenal Network Packet: Dasar, Struktur, dan Keamanannya
Jenis-jenis Elastic Load Balancer
Elastic Load Balancer (ELB) adalah solusi pintar untuk load balancing dalam cloud, yang secara otomatis mendistribusikan lalu lintas aplikasi ke node yang tepat di berbagai server virtual. Ada beberapa jenis load balancer yang disediakan, yaitu:
Application Load Balancer (ALB)
Jenis ini mengakomodasi lalu lintas lintas aplikasi yang masuk dengan merutekan traffic berdasarkan konten di lapisan aplikasi (layer 7).
ALB sangat cocok untuk aplikasi berbasis HTTP/HTTPS yang kompleks, karena dapat mengonfigurasi aturan routing dinamis, seperti berdasarkan url atau kueri tertentu. Ini juga mengizinkan auto scaling dan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan cloud yang memerlukan pemisahan akses antar layanan aplikasi.
Network Load Balancer (NLB)
Dirancang untuk menangani traffic ke server pada lapisan jaringan (layer 4), NLB mampu menangani jutaan permintaan per detik dengan latensi sangat rendah.
NLB cocok untuk aplikasi real-time yang membutuhkan kinerja tinggi dan koneksi yang stabil, seperti sistem keuangan. NLB mendukung distribusi load balancing global dan dapat mengakomodasi server tambahan untuk menangani peningkatan permintaan secara cepat.
Classic Load Balancer (CLB)
Sebagai layanan load balancer generasi pertama, CLB dibangun di atas infrastruktur server sederhana yang menyediakan fitur load balancing di lapisan aplikasi dan transport.
Namun, CLB tidak sefleksibel ALB atau NLB dalam mengakses fitur-fitur canggih seperti pemantauan pemeriksaan kesehatan aplikasi atau auto scaling. Meskipun begitu, CLB masih berguna untuk aplikasi situs web sederhana yang tidak memerlukan konfigurasi kompleks.
Perbedaan dan Kegunaan
Perbedaan utama dari ketiga jenis ELB ini terletak pada lapisan jaringan yang digunakan, di mana ALB bekerja di layer 7, NLB di layer 4, dan CLB di layer transport.
ALB lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan routing berbasis konten dan toleransi kesalahan yang lebih canggih. NLB di sisi lain cocok untuk aplikasi yang memerlukan koneksi dengan latensi rendah dan throughput tinggi.
CLB, meskipun lebih sederhana, masih efektif untuk server yang tidak memerlukan banyak aturan atau penggunaan server tambahan.
Keuntungan Penggunaan Elastic Load Balancer
Melalui integrasi dengan penyedia teknologi cloud seperti Azure, ELB juga mendukung load balancer yang memungkinkan pengelolaan beban secara global dan efektif di berbagai serangkaian situs web atau aplikasi.
1. Ketersediaan yang Tinggi (High Availability)
Dengan ELB, ketersediaan dan kinerja aplikasi tetap terjaga, bahkan saat salah satu server mengalami gangguan. Elastic load balancing memungkinkan distribusi otomatis traffic ke server virtual yang sehat melalui pemeriksaan kesehatan rutin, memastikan aplikasi tetap online.
2. Skalabilitas
ELB mengakomodasi peningkatan lalu lintas dengan auto scaling secara otomatis, menawarkan fleksibilitas untuk komputasi sesuai kebutuhan. Aplikasi dapat mengakses lebih banyak sumber daya secara dinamis, tanpa perlu intervensi manual untuk menambah server tambahan.
3. Keamanan
ELB dapat mengamankan aplikasi melalui integrasi dengan SSL/TLS untuk enkripsi lalu lintas, serta mendukung integrasi dengan firewall dan pemeriksaan health yang memastikan bahwa hanya klien yang berhak yang dapat mengakses layanan. Hal ini juga mengurangi risiko masuk ke server yang tidak sah.
4. Efisiensi Biaya
Dengan ELB, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara hemat biaya, tanpa harus menginvestasikan anggaran besar untuk infrastruktur server front-end fisik.
Selain itu, elastic load balancing membantu menghapus sumber daya yang tidak lagi diperlukan, sehingga menghindari pemborosan. Auto scaling dan load balancing global juga memastikan bahwa biaya hanya digunakan sesuai dengan permintaan situs dan aplikasi yang aktif.
Baca Juga: AWS Cloud: Memahami Manfaat, Keunggulan dan Layanannya
Implementasi Elastic Load Balancer dalam Cloud Computing
Menerapkan Elastic Load Balancer (ELB) dalam lingkungan cloud computing merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan skalabilitas aplikasi. Dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh cloud, ELB dapat dikonfigurasi dan disesuaikan dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis aplikasi.
Penerapan ELB dalam Berbagai Layanan Cloud:
- Amazon Web Services (AWS): AWS menawarkan empat layanan load balancing yang berbeda: Application Load Balancer, Network Load Balancer, Gateway Load Balancer, dan Classic Load Balancer. Masing-masing jenis load balancing ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda, mulai dari aplikasi web hingga layanan microservices.
- Google Cloud Platform (GCP): GCP menyediakan layanan Cloud Load Balancing yang dapat digunakan untuk mendistribusikan traffic ke berbagai target seperti instance Compute Engine, Cloud Run, dan Cloud Functions.
- Microsoft Azure: Azure juga menyediakan layanan load balancing yang memungkinkan Kamu untuk mendistribusikan traffic ke berbagai jenis sumber daya, termasuk Virtual Machines dan Azure Container Instances (ACI).
Contoh Implementasi:
- Microservices: ELB dapat digunakan untuk mendistribusikan traffic ke berbagai microservices yang membentuk sebuah aplikasi. Hal ini memungkinkan setiap microservice untuk skala secara independen.
- Container Orchestration: ELB dapat diintegrasikan dengan platform container orchestration seperti Kubernetes untuk mendistribusikan traffic ke container yang berjalan di dalam cluster.
- Game Server: ELB dapat digunakan untuk mendistribusikan traffic ke berbagai game server untuk meningkatkan skalabilitas dan mengurangi latensi.
Tantangan dan Solusi dalam Penggunaan Elastic Load Balancer
Meskipun Elastic Load Balancer (ELB) menawarkan banyak keuntungan, penggunaannya tidak lepas dari tantangan. Mulai dari konfigurasi yang kompleks hingga masalah kinerja, pemahaman yang mendalam tentang tantangan-tantangan ini sangat penting untuk mengoptimalkan penggunaan ELB.
- Konfigurasi yang Kompleks: Mengkonfigurasi ELB dapat menjadi kompleks, terutama untuk skenario yang lebih rumit. Memahami berbagai opsi konfigurasi dan best practices sangat penting untuk memastikan ELB berfungsi dengan baik.
- Biaya: Penggunaan ELB dapat menimbulkan biaya tambahan, terutama jika Kamu memiliki banyak target atau traffic yang tinggi. Memilih jenis ELB yang tepat dan mengoptimalkan konfigurasi dapat membantu mengurangi biaya.
- Ketergantungan pada Penyedia Cloud: Penggunaan ELB berarti Kamu menjadi tergantung pada penyedia cloud tertentu. Jika Kamu ingin bermigrasi ke penyedia cloud lain, Kamu perlu mengkonfigurasi ulang ELB.
Solusi:
- Manfaatkan Tools dan Dokumentasi: Sebagian besar penyedia cloud menyediakan tools dan dokumentasi yang lengkap untuk membantu Kamu mengonfigurasi dan mengelola ELB.
- Mulai dengan Konfigurasi Sederhana: Mulailah dengan konfigurasi yang sederhana dan kemudian tambahkan fitur secara bertahap.
- Manfaatkan Fitur Auto Scaling: Gunakan fitur auto scaling untuk secara otomatis menambahkan atau menghapus target sesuai dengan permintaan.
- Monitor Kinerja ELB: Periksa status load balancer secara teratur untuk memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik.
Kuasai Elastic Load Balancer (ELB) dan Jadilah Ahli Jaringan Bersama ITBOX
Elastic Load Balancer (ELB) telah menjadi komponen krusial dalam infrastruktur jaringan modern. Dengan kemampuannya mendistribusikan lalu lintas secara otomatis dan efisien, ELB meningkatkan kinerja, ketersediaan, dan skalabilitas aplikasi.
ELB berperan penting dalam memastikan layanan online tetap responsif, bahkan di tengah lonjakan trafik yang tinggi. Ingin mendalami lebih lanjut tentang ELB dan teknologi jaringan lainnya? Yuk ikut Kursus Jaringan Komputer ITBOX.
Mengapa harus ITBOX?
- Kamu bisa belajar di mana saja dengan fleksibel melalui video pembelajaran mandiri.
- Video-video pembelajarannya disusun dengan baik dan mudah dipahami.
- Tersedia forum diskusi untuk bertukar pikiran.
- Bagi yang memilih paket lengkap, tersedia fasilitas konsultasi 1 kali setiap bulan selama satu bulan.
Daftar Kursus Jaringan Komputer ITBOX sekarang dan kuasai konsep-konsep penting dalam membangun infrastruktur jaringan yang handal.


